Kau pernah menjadi apa yang selalu kutulis…
Warnamu pernah memenuhi kanvasku hingga nyaris tak ada tempat untuk yang lain,
hanya kau dan selalu kau yang mengisinya..
Tapi,, saat itu, aku hanyalah tulisan pudar yang
tak pernah kau baca.
Tahukah, kau??
Angin menamparku dengan sangat keras, membuatku
sadar untuk segera beranjak, pergi dan meninggalkan kursi itu__tempat di mana aku duduk dan selalu
menuliskan tentangmu, melukis semua hanya dirimu__Aku
nyaris saja mati di tempat itu!!
Saat aku mulai berjalan menjauh…
kau mencegahku, memberiku isyarat dengan kedipan
matamu__tapi kedipan mata dalam gelap__ Bagai mana mungkin aku dapat
melihatnya..?!
Aku memang sudah bertindak bodoh
saat itu. Namun, entahlah, sepertinya sama sekali tidak kusesali. Bodoh memang!
#all just in vain.