Senin, 09 Maret 2015

Vain...?



Kau pernah menjadi apa yang selalu kutulis
Warnamu pernah memenuhi kanvasku hingga nyaris tak ada tempat untuk yang lain, hanya kau dan selalu kau yang mengisinya..
Tapi,, saat itu, aku hanyalah tulisan pudar yang tak pernah kau baca.

Tahukah, kau??
Angin menamparku dengan sangat keras, membuatku sadar untuk segera beranjak, pergi dan meninggalkan kursi itu__tempat di mana aku duduk dan selalu menuliskan tentangmu, melukis semua hanya dirimu__Aku nyaris saja mati di tempat itu!!

Saat aku mulai berjalan menjauh
kau mencegahku, memberiku isyarat dengan kedipan matamu__tapi kedipan mata dalam gelap__ Bagai mana mungkin aku dapat melihatnya..?!
Aku memang sudah bertindak bodoh saat itu. Namun, entahlah, sepertinya sama sekali tidak kusesali. Bodoh memang!

#all just in vain.

Sabtu, 07 Maret 2015

Kurasa Cukup Adil


Hidup terkadang cukup adil, seperti sekarang ini. Seorang gadis terlihat suntuk menunggu di tempat ini, persis seperti yang pernah seseorang lakukan untuknya,, dan hasilnya pun sama, nihil. Mungkin ini yang oleh kebanyakan orang ditandai dengan  suka sekata-katanya disebut hukum karma, yak ku rasa kali ini gadis itu juga sepakat, yah sepertinya begitu.
Seperti biasanya, menunggu memang tidak pernah menyenangkan, apapun alasannya tetap saja membosankan, lalu gadis itu memutuskan untuk segera beranjak setelah menerka-nerka dan memberi sedikit ruang untuk rasa toleransinya menunggu untuk beberapa menit, mungkin sekitar tiga puluh menit, atau mungkin lebih, entahlah.
Karena dalam rentan waktu itu sosok yang sedang membuatnya bosan itu tak kunjung datang juga maka aku semakin ngotot untuk beranjak dan pergi seketika aku menyadari bahwa takkan ada artinya berlama-lama di sini menunggumu.